MORFOMETRIK
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr .Wb.
Syukur
Alhamdulillah saya
panjatkan kepada Allah SWT yang dengan hidayah-Nya saya telah menyelesaikan
Laporan Praktikum Biologi Perikanan
tentang Morfometrik.
Saya
mengucapkan terima kasih kepada asisten
yang telah membimbing kami dalam kegiatan prercobaan pada saat praktikum, saya
berharap dengan adanya laporan ini dapat membantu saya bagaimana untuk membuat dan menyimpulkan sebuah data
dari suatu pecobaan/penelitian, dan bisa
bermanfaat untuk orang lain sebagai sumber ilmu.
Saya
menyadari mungkin masih banyak kekurangan dalam membuat sebuah laporan hasil
dari analisa data, untuk itu saya menunggu kritik dan saran yang membangun
untuk menambah kekualitasan sebuah laporan hasil dari sebuah penelitian.
Darussalam, 20 Maret 2014
Penyusun
Kinang
( 1211102010028
)
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Satuan ukuran
yang digunakan di dalam morfometrik sangat bervariasi. Di Indonesia, satuan
ukuran yang umum digunakan adalah sentimeter (cm) atau milimeter (mm),
tergantung kepada keinginan peneliti. Ukuran-ukuran ini disebut ukuran mutlak.
Untuk memperoleh pengukuran yang lebih teliti, sebaiknya menggunakan jangka
sorong (calipper). Adalah suatu hal yang tidak mungkin untuk memberikan ukuran
bagian-bagian ikan dalam ukuran mutlak (misalnya cm) pada saat melakukan identifikasi.
Ukuran yang digunakan untuk identifikasi hanyalah merupakan ukuran
perbandingan. Seekor ikan yang memiliki panjang total 25 cm dan panjang kepala
5 cm, maka perbandingan yang dinyatakan di dalam buku-buku identifikasi adalah
panjang kepala sama dengan seperlima panjang total tubuhnya.
Untuk menentukan rumus suatu sirip tertentu,
terlebih dahulu harus dicantumkan huruf kapital yang menentukan sirip yang
dimaksud. Sirip punggung disingkat dengan D, sirip ekor dengan C, sirip dubur
dengan A, sirip perut dengan V, dan sirip dada dengan P. Menghitung jari-jari
sirip yang berpasangan dilakukan pada sirip yang terletak pada sisi sebelah
kiri, kecuali jika ada ketentuan khusus. Pada saat melakukan pemeriksaan, harus
diingat bahwa ikan diletakkan dengan kepala menghadap ke sebelah kiri dan perut
mengarah ke bawah. Jari-jari sirip dapat dibedakan atas dua macam, yaitu
jari-jari keras dan jari-jari lemah. Jari-jari keras tidak berbuku-buku, pejal
(tidak berlubang), keras, dan tidak dapat dibengkokkan. Jari-jari keras ini
biasanya berupa duri, cucuk, atau patil, dan berfungsi sebagai alat untuk
mempertahankan diri.
1.2
Tujuan
Praktikum
Pratikum ini bertujuanagar mahasiswa mampu
memahami dan menerapkan metode tradisional morfometrik dan meristik dalm
kajian-kajian biologi perikanan. Dengan cara yang sama diharapkan dapat juga
mengaplikasinya pada mtote truss network, karena prinsip kerjanya sama.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Morfometrik adalah ukuran bagian-bagian
tertentu dari struktur tubuh ikan (measuring methods). Ukuran ikan
adalah jarak antara satu bagian tubuh ke bagian tubuh yang lain. Karakter
morfometrik yang sering digunakan untuk diukur antara lain panjang total,
panjang baku, panjang cagak, tinggi dan lebar badan, tinggi dan panjang sirip,
dan diameter mata (Hubbs dan Lagler, 1958; Parin, 1999).
Berbeda
dengan karakter morfometrik yang menekankan pada pengukuran bagian-bagian
tertentu tubuh ikan, karakter meristik berkaitan dengan penghitungan jumlah
bagian-bagian tubuh ikan (counting methods). Variabel yang termasuk
dalam karakter meristik antara lain jumlah jari-jari sirip, jumlah sisik, jumlah
gigi, jumlah tapis insang, jumlah kelenjar buntu (pyloric caeca), jumlah vertebra,
dan jumlah gelembung renang (Hubbs dan Lagler, 1958; Parin, 1999).
Cara
perumusan semacam ini juga dipergunakan untuk menggambarkan jumlah cabang jari jari
yang bersatu menjadi satu “jari-jari keras”. Jari-jari seperti ini misalnya
ditemukan pada ikan baung (Hemibagrus nemurus (Valenciennes, 1840)),
ikan lundu (Mystus gulio (Hamilton, 1822)).
Morfometrik adalah ukuran bagian-bagian
tertentu dari struktur tubuh ikan (measuring methods). Ukuran ikan
adalah jarak antara satu bagian tubuh ke bagian tubuh yang lain. Karakter
morfometrik yang sering digunakan untuk diukur antara lain panjang total,
panjang baku, panjang cagak, tinggi dan lebar badan, tinggi dan panjang sirip,
dan diameter mata (Hubbs dan Lagler, 1958; Parin, 1999).
Saat ini
gurame yang terdapat di pulau Jawa adalah gurame hasil budidaya. Suplai ikan
gurame banyak didatangkan Jawa barat yaitu dari daerah Singaparna
(Tasikmalaya). Permasalahan pada budidaya ikan gurame saaat ini diantaranya
adalah serangan bakteri Aeromonas hydropilla pada awal tahun 2003
memberikan kerugian yang sangat besar pada para petani ikan gurame di
Singaparna (Holipah,2005).
BAB
III
METODE
KERJA
3.1 Alat dan Bahan
Adapun
alat dan bahan yang digunakan diantaranya : sampel ikan, penggaris, alat tulis
seperti pensil, buku, polpen, timbangan, sarung tangan, nampan tempat ikan, komputer/leptop,
dan lain sebagainya.
3.2 Waktu dan Tempat
Praktikum
dilakukan pada pukul 14.00-15.45, pada tanggal 27 Maret 2014, yang berlangsung
di laboratorium Budidaya Perikanan, Fakultas Kelautan dan Perikanan,
universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh.
3.3
Cara Kerja.
Ø setiap
kelonpok mahasiswa ditentukan jenis ikan yang berbeda untuk diukur karakteristik
morfometriknya.
Ø Ditentukan
karakter apa saja yang ingin diukur (karakrter ini harus sama untuk semua
spesies ikan atau kelompok) : dalam praktikum ini disepakati 12 karakter.
Ø Jumlah
sampel ikan ynag diperlukan adalah 3x jumlah karakter yang diukur. Data ikan
jntan dan betina dianalisis terpisah.
Ø Pengukuran
diukur sedapatkan mungkin dengan calliper (Jangka sorong) dengan tingkat
ketelitian tinggi (digital), jika tidak ada maka mister/penggaris dapat
digunakan dengan satuan pengukuran alam milimeter (mm).
Ø Setlah
dilakukan pengukuran, maka semua data dikumpulkan (dikumpulasa) pada file yang sama (program
exell), data harus dimiliki oleh semua kelompok praktikum.
Ø Kemudian
data ditransformasikan dengan rumus : Mtrans
= M x 100 / TL.
Ø Kemudian
diklik Analyze > Classify > Discriminnat
Ø Spesies,
dimsukkan de group variable, klik :define range,minimum 1 aksimum 6
Ø Klik
method > pilih Mahalonobis distance > klik: continue
Ø Klik
Classfy > use covariancce Matrix : within Group, plot :Combine Groups.
Ø Klik
Statistic > Whitin Group correlation Group, > continue.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Tabel 1. Hasil data
Eigenvalues
Function
|
Eigenvalue
|
% of Variance
|
Cumulative %
|
Canonical Correlation
|
1
|
23,022(a)
|
67,0
|
67,0
|
,979
|
2
|
4,988(a)
|
14,5
|
81,6
|
,913
|
3
|
3,946(a)
|
11,5
|
93,1
|
,893
|
4
|
1,918(a)
|
5,6
|
98,6
|
,811
|
5
|
,467(a)
|
1,4
|
100,0
|
,564
|
Tabel 2. Data hasil Structure Matrix
Function
|
|||||
1 |
2
|
3
|
4
|
5
|
|
AFL
|
,431(*)
|
-,077
|
-,171
|
,373
|
,123
|
HD
|
,372(*)
|
-,018
|
,277
|
,139
|
-,130
|
DBL
|
,272
|
,594(*)
|
-,115
|
,358
|
,263
|
ED
|
,151
|
-,459(*)
|
,226
|
-,435
|
,294
|
PFL
|
-,024
|
,276(*)
|
,150
|
,012
|
,101
|
CPD
|
-,073
|
,160(*)
|
,129
|
,124
|
,150
|
SNL
|
,116
|
-,145(*)
|
,055
|
-,047
|
,012
|
DD
|
-,017
|
-,228
|
,598(*)
|
,108
|
,195
|
BD
|
,393
|
,143
|
,457(*)
|
-,163
|
-,362
|
VFL(a)
|
-,067
|
,112
|
,141(*)
|
,020
|
-,009
|
HL
|
,046
|
,192
|
,058
|
-,258(*)
|
-,130
|
CPL
|
-,125
|
-,223
|
,064
|
,127
|
-,620(*)
|
SL
|
-,032
|
,077
|
-,098
|
,078
|
,369(*)
|
4.2
Pembahasan
Pengukuran morfometrik ini dilakukan
harus denganpenuh ketelitian, karena jika asal-asalan memasukkan data maka data
yang diperoleh akan ada kesalahan, dan jika data ada kesalahan hasil pengukuran
akan mengalamin kesalahan juga. Untuk langkah langka awal pengukuran morfometrik
adalah pengukuran 13 karakter pada ikan sampel yang akan kita teliti, ikan
sampel yang diteliti adalah 6 spesies, kemudian setelah mengukur
karakteristiknya, dilanjutkan data tersebut dimasukkan ke dalam program exell,
kemudian dilanjutkan dengan mentransformasikan data dari pengukuran 13
karakteristik tersebut, dengan menggunakan rumus Mtrans
= M x 100 / TL, untuk transfor ini cukup mudah dan simpel, pentransformasian
data ini harus teliti dan sampai salah
rumus. Dari data tersebut kita lanjutkan dengan menggunakan program SPSS,
program yang menentukan apakah data kita ada kesalahan atau tidak.
Eigenvalues merupakan salah satu
dari hasil penelitian kita di pragram SPSS, ddari data di atas di peroleh untuk
nilai of Variance = 67,0
ini menunjukkan bahwa dari data yang
ditranspformasikan ada kesalahan dari data tersebut. Tapi cukup lumayan bagus,
yang dihindari adalah nilai Variance di bawah dari 50 %.
Kemudian untuk
nilai structur matrix jika nilai fungsinya memiliki tanda bintang berarti nilai
yang memiliki bintang tersebut memiliki perbedaan yang siknifikan dengan nilai
yang tanpa memiliki bintang, jika
semakin banyak nilai yang memilki bintang berarti nilai tersebut semakin
siknifikan untuk perbedaanya dengan nilai yang lain.
Kemudian untuk
data terakhir adalah letak dari data ikan sampel yang amati, letaknya memiliki
2 tempa, diantaranya :
v Fungtion 1 : fungsi ini memiliki titik (0), jadi kita bisa menarik
garis secata vertikal dari titik 0, dengan adanya penarikan garis ini fungsi 1
dapat di bagi menjadi 2 bagian yaitu : fungtion 1 positif yang terdapat adalah
ikan Nila, ikan Kembung, ikan Biji Nangka, dan ikan Merah. Kemudian untuk
fungtion 1 negatif memiliki spesies ikan Selar dan ikan Ciri, karena kedua ikan
ikan menempati wilayah nilai negatif.
v Fungtion 2 : sama halnya denga fungtion 1, fungtion 2 ini juga
memiliki titik garis 0, jadi kita harus menarik garis secara horizontal,
kemudian wilayah fungtion 2 juga terbagi 2 wilayah diantaranya, fungtion 2
positif memiliki spesies ikan Selar, ikan Kembung, dan ikan Nila. Sedangkan
untuk spesies yang berada di wilayah fungsion 2 negatif adalah, ikN Ciri, ikan
Biji Nangka dan ikan Merah.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Ø Nilai Eugenvalue dan menentukan apakah data yang didapatkan benar
atau salah.
Ø Jika nilai Variance di bawah 50% berarti data tesebut diperkirakan
salah.
Ø Jika nilai Variance di atas 50% berarti data tersebut bisa
dipercaya.
Ø Jika hasil Structure Matrix memiliki banyak tanda (*) berarti
diantara karakteristik pada ikan memiliki perbedaan yang siknifikan.
Ø Jika hasil Structure Matrix memiliki sedikit tanda (*) berarti
data tersebut menunjukkan sedikit perbedaan diantara karakteristik pada ikan
tersebut.
5.2 Saran
Praktikum
selanjutnya seharusnya yang berpartisipasi dalam penyediaan alat-alat
praktikum, maupun ruangan praktikum, disiapkan oleh praktikan serta asisten
laboratorium, agar paraktikum berjalan dengan lancar tanpa ada rintangan,
ataupun kendala yang dapat menggagalkan praktikum hanya karena praktikan tidak
menyiapkan alat dan bahan yang digunakan. Dan harus ditingkatkan kedisiplinan
asisten maupun praktikan.
TINJAUAN PUSTAKA
Hamilton, 1822. FAO
Species Catalogue. Volume 6. Snappers of the World. An
Annotated and Illustrated Catalogue of
Lutjanid Species Known to Date.
FAO Fisheries Synopsis No. 125, Volume 6. Food
and Agriculture
Organization of the United Nations. Rome.
Hubbs dan Lagler, 1958 ;
Parin, 1999. Ichthyologi I. Departemen Biologi Perairan. Fakultas
Perikanan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Holipah,2005. Penuntun
Untuk Identifikasi Ikan. Departemen Biologi Perairan. Fakultas
Perikanan. Institut Pertanian
LAMPIRAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar