Sabtu, 12 April 2014

morfometrik ikan



MORFOMETRIK


         

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr .Wb.

            Syukur Alhamdulillah saya panjatkan kepada Allah SWT yang dengan hidayah-Nya saya telah menyelesaikan Laporan Praktikum  Biologi Perikanan tentang Morfometrik.
            Saya mengucapkan terima kasih kepada  asisten yang telah membimbing kami dalam kegiatan prercobaan pada saat praktikum, saya berharap dengan adanya laporan ini dapat membantu saya bagaimana  untuk membuat dan menyimpulkan sebuah data dari suatu pecobaan/penelitian, dan bisa bermanfaat untuk orang lain sebagai sumber ilmu.
            Saya menyadari mungkin masih banyak kekurangan dalam membuat sebuah laporan hasil dari analisa data, untuk itu saya menunggu kritik dan saran yang membangun untuk menambah kekualitasan sebuah laporan hasil dari sebuah penelitian.






Darussalam, 20 Maret 2014
Penyusun


         Kinang
( 1211102010028 )





BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang

 Satuan ukuran yang digunakan di dalam morfometrik sangat bervariasi. Di Indonesia, satuan ukuran yang umum digunakan adalah sentimeter (cm) atau milimeter (mm), tergantung kepada keinginan peneliti. Ukuran-ukuran ini disebut ukuran mutlak. Untuk memperoleh pengukuran yang lebih teliti, sebaiknya menggunakan jangka sorong (calipper). Adalah suatu hal yang tidak mungkin untuk memberikan ukuran bagian-bagian ikan dalam ukuran mutlak (misalnya cm) pada saat melakukan identifikasi. Ukuran yang digunakan untuk identifikasi hanyalah merupakan ukuran perbandingan. Seekor ikan yang memiliki panjang total 25 cm dan panjang kepala 5 cm, maka perbandingan yang dinyatakan di dalam buku-buku identifikasi adalah panjang kepala sama dengan seperlima panjang total tubuhnya.
 Untuk menentukan rumus suatu sirip tertentu, terlebih dahulu harus dicantumkan huruf kapital yang menentukan sirip yang dimaksud. Sirip punggung disingkat dengan D, sirip ekor dengan C, sirip dubur dengan A, sirip perut dengan V, dan sirip dada dengan P. Menghitung jari-jari sirip yang berpasangan dilakukan pada sirip yang terletak pada sisi sebelah kiri, kecuali jika ada ketentuan khusus. Pada saat melakukan pemeriksaan, harus diingat bahwa ikan diletakkan dengan kepala menghadap ke sebelah kiri dan perut mengarah ke bawah. Jari-jari sirip dapat dibedakan atas dua macam, yaitu jari-jari keras dan jari-jari lemah. Jari-jari keras tidak berbuku-buku, pejal (tidak berlubang), keras, dan tidak dapat dibengkokkan. Jari-jari keras ini biasanya berupa duri, cucuk, atau patil, dan berfungsi sebagai alat untuk mempertahankan diri.
1.2    Tujuan Praktikum

 Pratikum ini bertujuanagar mahasiswa mampu memahami dan menerapkan metode tradisional morfometrik dan meristik dalm kajian-kajian biologi perikanan. Dengan cara yang sama diharapkan dapat juga mengaplikasinya pada mtote truss network, karena prinsip kerjanya sama.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
 Morfometrik adalah ukuran bagian-bagian tertentu dari struktur tubuh ikan (measuring methods). Ukuran ikan adalah jarak antara satu bagian tubuh ke bagian tubuh yang lain. Karakter morfometrik yang sering digunakan untuk diukur antara lain panjang total, panjang baku, panjang cagak, tinggi dan lebar badan, tinggi dan panjang sirip, dan diameter mata (Hubbs dan Lagler, 1958; Parin, 1999).
Berbeda dengan karakter morfometrik yang menekankan pada pengukuran bagian-bagian tertentu tubuh ikan, karakter meristik berkaitan dengan penghitungan jumlah bagian-bagian tubuh ikan (counting methods). Variabel yang termasuk dalam karakter meristik antara lain jumlah jari-jari sirip, jumlah sisik, jumlah gigi, jumlah tapis insang, jumlah kelenjar buntu (pyloric caeca), jumlah vertebra, dan jumlah gelembung renang (Hubbs dan Lagler, 1958; Parin, 1999).
 Cara perumusan semacam ini juga dipergunakan untuk menggambarkan jumlah cabang jari jari yang bersatu menjadi satu “jari-jari keras”. Jari-jari seperti ini misalnya ditemukan pada ikan baung (Hemibagrus nemurus (Valenciennes, 1840)), ikan lundu (Mystus gulio (Hamilton, 1822)).
 Morfometrik adalah ukuran bagian-bagian tertentu dari struktur tubuh ikan (measuring methods). Ukuran ikan adalah jarak antara satu bagian tubuh ke bagian tubuh yang lain. Karakter morfometrik yang sering digunakan untuk diukur antara lain panjang total, panjang baku, panjang cagak, tinggi dan lebar badan, tinggi dan panjang sirip, dan diameter mata (Hubbs dan Lagler, 1958; Parin, 1999).
 Saat ini gurame yang terdapat di pulau Jawa adalah gurame hasil budidaya. Suplai ikan gurame banyak didatangkan Jawa barat yaitu dari daerah Singaparna (Tasikmalaya). Permasalahan pada budidaya ikan gurame saaat ini diantaranya adalah serangan bakteri Aeromonas hydropilla pada awal tahun 2003 memberikan kerugian yang sangat besar pada para petani ikan gurame di Singaparna (Holipah,2005).


BAB III
METODE KERJA
3.1 Alat dan Bahan
                Adapun alat dan bahan yang digunakan diantaranya : sampel ikan, penggaris, alat tulis seperti pensil, buku, polpen, timbangan, sarung tangan, nampan tempat ikan, komputer/leptop, dan lain sebagainya.
3.2 Waktu dan Tempat
Praktikum dilakukan pada pukul 14.00-15.45, pada tanggal 27 Maret 2014, yang berlangsung di laboratorium Budidaya Perikanan, Fakultas Kelautan dan Perikanan, universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh.
 3.3 Cara Kerja.
Ø  setiap kelonpok mahasiswa ditentukan jenis ikan yang berbeda untuk diukur karakteristik morfometriknya.
Ø  Ditentukan karakter apa saja yang ingin diukur (karakrter ini harus sama untuk semua spesies ikan atau kelompok) : dalam praktikum ini disepakati 12 karakter.
Ø  Jumlah sampel ikan ynag diperlukan adalah 3x jumlah karakter yang diukur. Data ikan jntan dan betina dianalisis terpisah.
Ø  Pengukuran diukur sedapatkan mungkin dengan calliper (Jangka sorong) dengan tingkat ketelitian tinggi (digital), jika tidak ada maka mister/penggaris dapat digunakan dengan satuan pengukuran alam milimeter (mm).
Ø  Setlah dilakukan pengukuran, maka semua data dikumpulkan  (dikumpulasa) pada file yang sama (program exell), data harus dimiliki oleh semua kelompok praktikum.
Ø  Kemudian data ditransformasikan  dengan rumus : Mtrans = M x 100 / TL.
Ø  Kemudian diklik Analyze > Classify > Discriminnat
Ø  Spesies, dimsukkan de group variable, klik :define range,minimum 1 aksimum 6
Ø  Klik method > pilih Mahalonobis distance > klik: continue
Ø  Klik Classfy > use covariancce Matrix : within Group, plot :Combine Groups.
Ø  Klik Statistic > Whitin Group correlation Group, > continue.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
 4.1 Hasil Pengamatan
Tabel 1. Hasil data Eigenvalues




Function
Eigenvalue
% of Variance
Cumulative %
Canonical Correlation
1
23,022(a)
67,0
67,0
,979
2
4,988(a)
14,5
81,6
,913
3
3,946(a)
11,5
93,1
,893
4
1,918(a)
5,6
98,6
,811
5
,467(a)
1,4
100,0
,564















































Tabel 2. Data hasil Structure Matrix





Function
1
2
3
4
5
AFL
,431(*)
-,077
-,171
,373
,123
HD
,372(*)
-,018
,277
,139
-,130
DBL
,272
,594(*)
-,115
,358
,263
ED
,151
-,459(*)
,226
-,435
,294
PFL
-,024
,276(*)
,150
,012
,101
CPD
-,073
,160(*)
,129
,124
,150
SNL
,116
-,145(*)
,055
-,047
,012
DD
-,017
-,228
,598(*)
,108
,195
BD
,393
,143
,457(*)
-,163
-,362
VFL(a)
-,067
,112
,141(*)
,020
-,009
HL
,046
,192
,058
-,258(*)
-,130
CPL
-,125
-,223
,064
,127
-,620(*)
SL
-,032
,077
-,098
,078
,369(*)

 







4.2 Pembahasan
            Pengukuran morfometrik ini dilakukan harus denganpenuh ketelitian, karena jika asal-asalan memasukkan data maka data yang diperoleh akan ada kesalahan, dan jika data ada kesalahan hasil pengukuran akan mengalamin kesalahan juga. Untuk langkah langka awal pengukuran morfometrik adalah pengukuran 13 karakter pada ikan sampel yang akan kita teliti, ikan sampel yang diteliti adalah 6 spesies, kemudian setelah mengukur karakteristiknya, dilanjutkan data tersebut dimasukkan ke dalam program exell, kemudian dilanjutkan dengan mentransformasikan data dari pengukuran 13 karakteristik tersebut, dengan menggunakan rumus Mtrans = M x 100 / TL, untuk transfor ini cukup mudah dan simpel, pentransformasian data ini   harus teliti dan sampai salah rumus. Dari data tersebut kita lanjutkan dengan menggunakan program SPSS, program yang menentukan apakah data kita ada kesalahan atau tidak.
            Eigenvalues merupakan salah satu dari hasil penelitian kita di pragram SPSS, ddari data di atas di peroleh untuk nilai of Variance = 67,0  ini menunjukkan bahwa dari data yang ditranspformasikan ada kesalahan dari data tersebut. Tapi cukup lumayan bagus, yang dihindari adalah nilai Variance di bawah dari 50 %.

            Kemudian untuk nilai structur matrix jika nilai fungsinya memiliki tanda bintang berarti nilai yang memiliki bintang tersebut memiliki perbedaan yang siknifikan dengan nilai yang tanpa memiliki  bintang, jika semakin banyak nilai yang memilki bintang berarti nilai tersebut semakin siknifikan untuk perbedaanya dengan nilai yang lain.
            Kemudian untuk data terakhir adalah letak dari data ikan sampel yang amati, letaknya memiliki 2 tempa, diantaranya :
v  Fungtion 1 : fungsi ini memiliki titik (0), jadi kita bisa menarik garis secata vertikal dari titik 0, dengan adanya penarikan garis ini fungsi 1 dapat di bagi menjadi 2 bagian yaitu : fungtion 1 positif yang terdapat adalah ikan Nila, ikan Kembung, ikan Biji Nangka, dan ikan Merah. Kemudian untuk fungtion 1 negatif memiliki spesies ikan Selar dan ikan Ciri, karena kedua ikan ikan menempati wilayah nilai negatif.
v  Fungtion 2 : sama halnya denga fungtion 1, fungtion 2 ini juga memiliki titik garis 0, jadi kita harus menarik garis secara horizontal, kemudian wilayah fungtion 2 juga terbagi 2 wilayah diantaranya, fungtion 2 positif memiliki spesies ikan Selar, ikan Kembung, dan ikan Nila. Sedangkan untuk spesies yang berada di wilayah fungsion 2 negatif adalah, ikN Ciri, ikan Biji Nangka dan ikan Merah.




BAB V
PENUTUP
 5.1 Kesimpulan
Ø  Nilai Eugenvalue dan menentukan apakah data yang didapatkan benar atau salah.
Ø  Jika nilai Variance di bawah 50% berarti data tesebut diperkirakan salah.
Ø  Jika nilai Variance di atas 50% berarti data tersebut bisa dipercaya.
Ø  Jika hasil Structure Matrix memiliki banyak tanda (*) berarti diantara karakteristik pada ikan memiliki perbedaan yang siknifikan.
Ø  Jika hasil Structure Matrix memiliki sedikit tanda (*) berarti data tersebut menunjukkan sedikit perbedaan diantara karakteristik pada ikan tersebut.
 5.2 Saran
            Praktikum selanjutnya seharusnya yang berpartisipasi dalam penyediaan alat-alat praktikum, maupun ruangan praktikum, disiapkan oleh praktikan serta asisten laboratorium, agar paraktikum berjalan dengan lancar tanpa ada rintangan, ataupun kendala yang dapat menggagalkan praktikum hanya karena praktikan tidak menyiapkan alat dan bahan yang digunakan. Dan harus ditingkatkan kedisiplinan asisten maupun praktikan.

TINJAUAN PUSTAKA

Hamilton, 1822. FAO Species Catalogue. Volume 6. Snappers of the World. An
 Annotated and Illustrated Catalogue of Lutjanid Species Known to Date.
 FAO Fisheries Synopsis No. 125, Volume 6. Food and Agriculture
 Organization of the United Nations. Rome.
Hubbs dan Lagler, 1958 ; Parin, 1999. Ichthyologi I. Departemen Biologi Perairan. Fakultas
            Perikanan. Institut  Pertanian Bogor, Bogor.
Holipah,2005. Penuntun Untuk Identifikasi Ikan. Departemen Biologi Perairan. Fakultas
            Perikanan. Institut Pertanian


LAMPIRAN


 








Tidak ada komentar:

Posting Komentar